Saripati Khotbah Jumat Hadhrat Khalifatul Masih V atba.
AYAT ke-11 Alquran Surah ke-35 Al-Fâthir (QS 35:11) menjadi pembuka topik baru dalam rangkaian khotbah jumat mengenai Asma Allah swt. Al-‘Azîz—Yang Maha Kuasa—setelah Imam Jemaat Islam Ahmadiyah Sedunia Sayyidina Amirul Mukminin Hadhrat Mirza Masroor Ahmad Khalifatul Masih V atba. mengucapkan tasyahud, taawud dan Surah Al-Fâtiĥah, Jumat (19/10) lalu. “Barangsiapa menghendaki kehormatan, maka bagi Allah-lah kehormatan itu semuanya. Kepada-Nya naik segala perkataan baik, dan amal saleh mengangkatnya, dan orang-orang yang merencanakan keburukan, bagi mereka ada azab yang sangat keras. Dan rencana mereka itu akan hancur.”
Dalam khotbah yang disiarkan langsung Muslim Television Ahmadiyya melalui satelit-satelitnya ke seluruh dunia ini, antara lain Hudhur atba. bersabda sifat Al-‘Azîz Allah swt. telah Alquran Karim cantumkan ratusan kali dalam berbagai ayat pada tiap permasalahan yang berbeda. Dan di pertengahan khotbah ini pula disabdakan bahwa kemenangan dan kebenaran misi Tauhid dan Islam yang dibawa Jemaat Ahmadiyah, merupakan bukti Keazizan Allah swt..
Seorang mufasir Hadhrat Imam Raghib r.h. menerangkan bahwa Al-‘Azîz adalah Yang menguasai dan tidak dapat dikuasai. Dalam Surah ke-63 Al-Munâfiqûn ayat 9 (QS 63:9), Keazizan Allah swt. ini termanifestasi pada Rasul-rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Dan—menurut QS 35:11—kehormatan tersebut hanya bisa dicari dan diraih melalui perantaraan Allah swt. sendiri.
Hudhur atba. bersabda, singkatnya, Al-‘Azîz merupakan wujud kesempurnaan dan keluasan pada Allah swt.. Karenanya, dengan memperoleh qurub atau kedekatan dengan-Nya, seseorang dapat meraih anugerah kemampuan dan kekuatan. Terlebih lagi, anugerah kenabian—menurut Hadhrat Imam Razi r.h.—merupakan kedudukan mulia dan hanya dapat dianugerahkan oleh wujud Yang Maha Perkasa sebagaimana yang diisyaratkan Surah ke-38 Shâd ayat 10 (QS 38 :10).
Sekarang ini, timbul berbagai macam tuduhan dan keberatan terhadap Hadhrat Masih Mau’ud a.s.. Pihak Kristiani maupun umat Islam pada umumnya, mengemukakan berbagai macam keberatan. Mereka mengatakan bahwa bagaimana mungkin Allah swt. menjadikan Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian bisa menerima kedudukan sebagai Imam Mahdi dan Almasih Yang Dijanjikan (Masih Mau’ud) dan menerima ilham serta mendapat pangkat kenabian.
Hudhur atba. bersabda, di Jerman ada seorang perempuan Kristiani yang bertanya kepada beliau bagaimana Allah telah memilih seorang yang tinggal di Punjab, jauh terpencil menjadi Masih Mau’ud. Bagaimana ceritanya sebuah kampung kecil, berita pun sangat susah sampai ke kampung itu, karena di zaman itu tidak ada sarana komunikasi apa pun untuk dari dan ke luar.
Sebenarnya, jawabannya terdapat pada pertanyaan itu sendiri. Apabila Allah swt. telah membuka khazanah cinta kasih-Nya, menyampaikan amanat-Nya, Dia sendiri yang menyediakan sarana-Nya. Kepada wanita itu, Hudhur atba. mengatakan, “Sekarang Anda sedang mendengarkan amanat ini di Jerman, karena amanah tersebut sudah sampai ke sini. Bahkan, amanat seperti ini sudah sampai kepada 189 negara di dunia.”
Apa pun yang pernah terjadi pada para Nabi Allah swt., terjadi pula pada diri Sang Pecinta Muhammad Rasulullah saw.—Hadhrat Masih Mau’ud a.s.. Di sinilah, Allah swt. telah mengingatkan kita dalam Surah ke-58 Al-Mujâdalah ayat ke-22 (QS 58:22) bahwa betapa dengan Kekuatan dan Keazizan-Nya, Dia ‘kan senantiasa memenangkan Rasul-rasul-Nya.
Kemenangan yang dimaksud di sini, sangat erat hubungannya dengan hujah dan argumentasi, kecuali dari antara mereka ada juga yang memperoleh kemenangan dengan dalil yang disertai kemenangan melalui pedang juga. Akan tetapi, kebanyakan para Nabi–lainnya a.s. tidak demikian keadaannya. Dan dalam jaminan tersebut, tidak ada yang mampu menghalangi untuk menyempurnakan maksud Allah swt..
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda bahwa beliau adalah seorang Rasul Allah swt. yang datang tanpa membawa syariat baru. Dan sejak zaman Hadhrat Nabi Adam a.s. hingga Hadhrat Muhammad–mustafa saw. makna ‘QS 58:22’ selalu muncul kebenarannya. Demikian halnya untuk zaman beliau a.s., maka akan muncul dengan kebenarannya pula.
Tidakkah kita saksikan, betapa pada para alim-ulama dan para pendukung mereka mulai mendustakan dan mulai melakukan kezaliman melalui kata-kata kotor dan amoral terhadap beliau a.s.? Pada waktu itu, tak seorang pun yang baiat ke dalam jemaah beliau—hanya baiat beberapa orang sahabat beliau saja yang dapat dihitung dengan jari. Namun, pada suatu masa hidup Hadhrat Masih Mau’ud a.s., terdapat hingga tujuh puluh ribu yang baiat.
Beliau a.s. bersabda, jumlah tujuh puluh ribu itu bukan semata-mata usaha beliau, melainkan hasil tiupan ‘angin Langit’ sehingga orang-orang berlarian datang kepada beliau. Para penentang Jemaat harus memakai pikiran sehat. Sekarang, betapa pun kuat dan sedapat mungkin berusaha dengan berbagai macam cara menghancurkan Jemaat ini, dengan membuat laporan-laporan palsu terhadap pemerintah, dengan menggunakan saksi-saksi palsu serta dengan menghasut orang-orang, dan ribuan buku serta tak terhitung banyaknya penyiaran selebaran penentangan terhadap misi beliau a.s., dan rencana demi rencana untuk melawan beliau a.s.; akan tetapi, tidak pernah berhasil dan selalu mengecewakan diri mereka sediri.
Jika Jemaat ini buatan manusia, sudah sejak dahulu—ketika masih jadi bibit—pasti hancur dan binasa dengan usaha yang gigih dan bertubi-tubi. Kini, Jemaat Ilahi ini telah mengalami kemajuan demi kemajuan ribuan kali lipat. Inilah tanda agung kebenaran Jemaat. Benih Jemaat telah tumbuh subur menjadi pohon yang kuat lagi kokoh. Bunga-bunga dan dahan-dahannya, berkembang, berbuah dan menjangkau hingga ke tempat-tempat yang jauh. Demikian besarnya, sehingga ribuan burung mampu beristirahat di dalamnya.
Dengan jumlah pengikut yang semakin banyak, Jemaat Ilahi ini sekarang telah berada di 190 negara lebih—betul-betul membutikan kebenaran Janji-janji Keazizan Allah swt. berupa turunnya nikmat-nikmat kemenangan.
Inilah takdir Allah swt. yang harus para penentang Jemaat telaah dengan seksama. Dan sebagai Ahmadi, kita harus berusaha keras menyampaikan amanat dakwah ilallah ini. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda bahwa jika di dalam hati ada rasa takut kepada Allah swt., tentu akan dipahami, dengan melawan-Nya merupakan tindakan yang jauh dari takwa.
Kemudian, Hudhur atba. menyampaikan kutipan panjang dari tulisan Hadhrat Masih Mau’ud a.s. tentang Keazizan Allah swt. terhadap beliau di dalam berbagai peristiwa maupun situasi, yang disampaikan kepada para penentang Jemaat. Dalam kurun waktu yang cukup lama, Hadhrat Masih Mau’ud a.s. terus hidup dan menantang lawan-lawan beliau, namun tiada seorang pun yang dapat menyebabkan beliau teraniaya oleh suatu kesusahan atau musibah. Dan tidak ada sama sekali usaha musuh yang berhasil mencelakakan beliau. Allah swt. telah berjanji melindungi beliau.
Hudhur atba. menginformasikan, beliau menerima berita dari berbagai tempat tentang terjadinya penganiayaan dan juga dua orang Ahmadi telah disyahidkan. Akan tetapi, sampai sekarang, bagi para pengikut Hazrat Masih Mau’ud a.s. yang sejati, kezaliman apa pun yang para penentang Jemaat timpakan dan lakukan, tidak akan pernah menggoncangkan maupun melemahkan iman mereka.
Beliau atba. menghimbau, kewajiban kita adalah jangan berhenti doa sambil bersujud di hadapan Allah swt. Yang Maha Kuasa, agar iman kita semakin bertambah kokoh, agar selamat dari kezaliman mereka, dan agar kita dapat menyaksikan kemenangan yang dijanjikan. Kita harus berdoa terus kepada Allah swt. Yang Maha Kuat dan Allah swt. Yang selalu menempati janji-janji-Nya terhadap para Nabi a.s. dan juga terhadap orang-orang mukmin, dan Allah swt. Yang sedang terus-menerus memperlihatkan kemenangan kepada kita.
Kita harus selalu ingat bahwa penentuan kemenangan dan semua kehormatan Jemaat Ilahi ini dapat kita peroleh jika kita mengadakan hubungan erat dengan Sang Imam Zaman Hadhrat Masih Mau’ud a.s.. Sebab, beliaulah putera rohani Hadhrat Rasulullah saw. yang benar dan sejati. Dengan menjalin kasih dengan Hadhrat Masih Mau’ud a.s., berarti kita mengadakan hubungan yang sejati dengan Hadhrat Rasulullah saw.. Melalui hubungan sejati ini, akan membawa amal kita pada kedudukan yang mulia.
Kemudian, Hudhur atba. mengajak kita untuk selalu ingat kepada para Ahmadi yang menjalani pengorbanan berupa kezaliman hingga kesyahidan akibat penentangan pihak tertentu yang memusuhi Jemaat. Pengorbanan seperti itu akan meninggikan martabat mereka di sisi Allah swt.. Semua rencana musuh akan menghadapi kegagalan dan kehancuran sendiri. Akhirnya, mereka akan menyaksikan kemenangan Almasih-Nya di dunia ini juga. Dan mereka sendiri akan mendapat kehinaan. Kemudian, mereka akan menerima kebinasaan dari Allah swt. di dunia ini dan di akhirat nanti.
Sedapat mungkin, lanjut Hudhur atba. kita wajib berusaha membebaskan orang-orang yang maksum atau yang berhati bersih dan suci dari cengkraman jahat orang-orang zalim seperti itu, dan membawa mereka yang terperangkap dalam kesalahpahaman orang-orang zalim tersebut kepada naungan dan lindungan Allah swt..
Setelah membebaskan mereka dari perangkap atau konsprasi itu, kemudian kita harus berusaha menjalinkan hubungan sejati mereka dengan Keazizan Allah swt. Yang Qawwi. Dia-lah Allah swt. Yang memberi kehormatan dan kemenangan kepada hamba-hamba-Nya. Tanpa menjalin hubungan erat dengan-Nya, tidak ada jalan lain lagi mendapatkan keselamatan dan kebebasan diri. Semoga Allah swt. memberi taufiq kepada kita semua supaya kita menjadi orang-orang yang mampu melaksanakan kewajiban-kewajiban kita semua. Amin.
Menjelang akhir khotbah, Hudhur atba. berdoa untuk keselamatan negara Pakistan. Di sini, Hudhur atba. mengungkapkan bahwa janji-janji semu para politisi Pakistan dalam melancarkan maksud-maksud busuk politik mereka, telah menimbulkan kerusuhan yang menggemparkan seluruh negeri. Semoga Allah swt. memberi akal sehat kepada mereka. Semoga di dalam hati mereka timbul simpati dan belas-kasih terhadap rakyat jelata daripada harus mengorbankan massa demi tujuan politik mereka.
Semoga Allah swt. mengasihani masyarakat yang jumlahnya beratus-ratus orang telah menjadi korban keganasan para politikus. Dengan terjadinya ledakan-ledakan bom di tengah arak-arakan para pendukung lawan politik yang sedang bersaing satu sama lain lain baru-baru ini, ratusan orang telah menjadi korban di dalamnya. Semoga Allah swt. memberi akal sehat kepada para politikus itu dan juga kepada masyarakat awam supaya mereka berusaha keluar melepas diri dari perangkap para politikus yang mengelabui mereka. Amin. (MTA/HASAN BASRI/AHMADI-INA/ALISLAM.ORG/A. SHAHEEN/LB)
AYAT ke-11 Alquran Surah ke-35 Al-Fâthir (QS 35:11) menjadi pembuka topik baru dalam rangkaian khotbah jumat mengenai Asma Allah swt. Al-‘Azîz—Yang Maha Kuasa—setelah Imam Jemaat Islam Ahmadiyah Sedunia Sayyidina Amirul Mukminin Hadhrat Mirza Masroor Ahmad Khalifatul Masih V atba. mengucapkan tasyahud, taawud dan Surah Al-Fâtiĥah, Jumat (19/10) lalu. “Barangsiapa menghendaki kehormatan, maka bagi Allah-lah kehormatan itu semuanya. Kepada-Nya naik segala perkataan baik, dan amal saleh mengangkatnya, dan orang-orang yang merencanakan keburukan, bagi mereka ada azab yang sangat keras. Dan rencana mereka itu akan hancur.”
Dalam khotbah yang disiarkan langsung Muslim Television Ahmadiyya melalui satelit-satelitnya ke seluruh dunia ini, antara lain Hudhur atba. bersabda sifat Al-‘Azîz Allah swt. telah Alquran Karim cantumkan ratusan kali dalam berbagai ayat pada tiap permasalahan yang berbeda. Dan di pertengahan khotbah ini pula disabdakan bahwa kemenangan dan kebenaran misi Tauhid dan Islam yang dibawa Jemaat Ahmadiyah, merupakan bukti Keazizan Allah swt..
Seorang mufasir Hadhrat Imam Raghib r.h. menerangkan bahwa Al-‘Azîz adalah Yang menguasai dan tidak dapat dikuasai. Dalam Surah ke-63 Al-Munâfiqûn ayat 9 (QS 63:9), Keazizan Allah swt. ini termanifestasi pada Rasul-rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Dan—menurut QS 35:11—kehormatan tersebut hanya bisa dicari dan diraih melalui perantaraan Allah swt. sendiri.
Hudhur atba. bersabda, singkatnya, Al-‘Azîz merupakan wujud kesempurnaan dan keluasan pada Allah swt.. Karenanya, dengan memperoleh qurub atau kedekatan dengan-Nya, seseorang dapat meraih anugerah kemampuan dan kekuatan. Terlebih lagi, anugerah kenabian—menurut Hadhrat Imam Razi r.h.—merupakan kedudukan mulia dan hanya dapat dianugerahkan oleh wujud Yang Maha Perkasa sebagaimana yang diisyaratkan Surah ke-38 Shâd ayat 10 (QS 38 :10).
Sekarang ini, timbul berbagai macam tuduhan dan keberatan terhadap Hadhrat Masih Mau’ud a.s.. Pihak Kristiani maupun umat Islam pada umumnya, mengemukakan berbagai macam keberatan. Mereka mengatakan bahwa bagaimana mungkin Allah swt. menjadikan Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian bisa menerima kedudukan sebagai Imam Mahdi dan Almasih Yang Dijanjikan (Masih Mau’ud) dan menerima ilham serta mendapat pangkat kenabian.
Hudhur atba. bersabda, di Jerman ada seorang perempuan Kristiani yang bertanya kepada beliau bagaimana Allah telah memilih seorang yang tinggal di Punjab, jauh terpencil menjadi Masih Mau’ud. Bagaimana ceritanya sebuah kampung kecil, berita pun sangat susah sampai ke kampung itu, karena di zaman itu tidak ada sarana komunikasi apa pun untuk dari dan ke luar.
Sebenarnya, jawabannya terdapat pada pertanyaan itu sendiri. Apabila Allah swt. telah membuka khazanah cinta kasih-Nya, menyampaikan amanat-Nya, Dia sendiri yang menyediakan sarana-Nya. Kepada wanita itu, Hudhur atba. mengatakan, “Sekarang Anda sedang mendengarkan amanat ini di Jerman, karena amanah tersebut sudah sampai ke sini. Bahkan, amanat seperti ini sudah sampai kepada 189 negara di dunia.”
Apa pun yang pernah terjadi pada para Nabi Allah swt., terjadi pula pada diri Sang Pecinta Muhammad Rasulullah saw.—Hadhrat Masih Mau’ud a.s.. Di sinilah, Allah swt. telah mengingatkan kita dalam Surah ke-58 Al-Mujâdalah ayat ke-22 (QS 58:22) bahwa betapa dengan Kekuatan dan Keazizan-Nya, Dia ‘kan senantiasa memenangkan Rasul-rasul-Nya.
Kemenangan yang dimaksud di sini, sangat erat hubungannya dengan hujah dan argumentasi, kecuali dari antara mereka ada juga yang memperoleh kemenangan dengan dalil yang disertai kemenangan melalui pedang juga. Akan tetapi, kebanyakan para Nabi–lainnya a.s. tidak demikian keadaannya. Dan dalam jaminan tersebut, tidak ada yang mampu menghalangi untuk menyempurnakan maksud Allah swt..
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda bahwa beliau adalah seorang Rasul Allah swt. yang datang tanpa membawa syariat baru. Dan sejak zaman Hadhrat Nabi Adam a.s. hingga Hadhrat Muhammad–mustafa saw. makna ‘QS 58:22’ selalu muncul kebenarannya. Demikian halnya untuk zaman beliau a.s., maka akan muncul dengan kebenarannya pula.
Tidakkah kita saksikan, betapa pada para alim-ulama dan para pendukung mereka mulai mendustakan dan mulai melakukan kezaliman melalui kata-kata kotor dan amoral terhadap beliau a.s.? Pada waktu itu, tak seorang pun yang baiat ke dalam jemaah beliau—hanya baiat beberapa orang sahabat beliau saja yang dapat dihitung dengan jari. Namun, pada suatu masa hidup Hadhrat Masih Mau’ud a.s., terdapat hingga tujuh puluh ribu yang baiat.
Beliau a.s. bersabda, jumlah tujuh puluh ribu itu bukan semata-mata usaha beliau, melainkan hasil tiupan ‘angin Langit’ sehingga orang-orang berlarian datang kepada beliau. Para penentang Jemaat harus memakai pikiran sehat. Sekarang, betapa pun kuat dan sedapat mungkin berusaha dengan berbagai macam cara menghancurkan Jemaat ini, dengan membuat laporan-laporan palsu terhadap pemerintah, dengan menggunakan saksi-saksi palsu serta dengan menghasut orang-orang, dan ribuan buku serta tak terhitung banyaknya penyiaran selebaran penentangan terhadap misi beliau a.s., dan rencana demi rencana untuk melawan beliau a.s.; akan tetapi, tidak pernah berhasil dan selalu mengecewakan diri mereka sediri.
Jika Jemaat ini buatan manusia, sudah sejak dahulu—ketika masih jadi bibit—pasti hancur dan binasa dengan usaha yang gigih dan bertubi-tubi. Kini, Jemaat Ilahi ini telah mengalami kemajuan demi kemajuan ribuan kali lipat. Inilah tanda agung kebenaran Jemaat. Benih Jemaat telah tumbuh subur menjadi pohon yang kuat lagi kokoh. Bunga-bunga dan dahan-dahannya, berkembang, berbuah dan menjangkau hingga ke tempat-tempat yang jauh. Demikian besarnya, sehingga ribuan burung mampu beristirahat di dalamnya.
Dengan jumlah pengikut yang semakin banyak, Jemaat Ilahi ini sekarang telah berada di 190 negara lebih—betul-betul membutikan kebenaran Janji-janji Keazizan Allah swt. berupa turunnya nikmat-nikmat kemenangan.
Inilah takdir Allah swt. yang harus para penentang Jemaat telaah dengan seksama. Dan sebagai Ahmadi, kita harus berusaha keras menyampaikan amanat dakwah ilallah ini. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda bahwa jika di dalam hati ada rasa takut kepada Allah swt., tentu akan dipahami, dengan melawan-Nya merupakan tindakan yang jauh dari takwa.
Kemudian, Hudhur atba. menyampaikan kutipan panjang dari tulisan Hadhrat Masih Mau’ud a.s. tentang Keazizan Allah swt. terhadap beliau di dalam berbagai peristiwa maupun situasi, yang disampaikan kepada para penentang Jemaat. Dalam kurun waktu yang cukup lama, Hadhrat Masih Mau’ud a.s. terus hidup dan menantang lawan-lawan beliau, namun tiada seorang pun yang dapat menyebabkan beliau teraniaya oleh suatu kesusahan atau musibah. Dan tidak ada sama sekali usaha musuh yang berhasil mencelakakan beliau. Allah swt. telah berjanji melindungi beliau.
Hudhur atba. menginformasikan, beliau menerima berita dari berbagai tempat tentang terjadinya penganiayaan dan juga dua orang Ahmadi telah disyahidkan. Akan tetapi, sampai sekarang, bagi para pengikut Hazrat Masih Mau’ud a.s. yang sejati, kezaliman apa pun yang para penentang Jemaat timpakan dan lakukan, tidak akan pernah menggoncangkan maupun melemahkan iman mereka.
Beliau atba. menghimbau, kewajiban kita adalah jangan berhenti doa sambil bersujud di hadapan Allah swt. Yang Maha Kuasa, agar iman kita semakin bertambah kokoh, agar selamat dari kezaliman mereka, dan agar kita dapat menyaksikan kemenangan yang dijanjikan. Kita harus berdoa terus kepada Allah swt. Yang Maha Kuat dan Allah swt. Yang selalu menempati janji-janji-Nya terhadap para Nabi a.s. dan juga terhadap orang-orang mukmin, dan Allah swt. Yang sedang terus-menerus memperlihatkan kemenangan kepada kita.
Kita harus selalu ingat bahwa penentuan kemenangan dan semua kehormatan Jemaat Ilahi ini dapat kita peroleh jika kita mengadakan hubungan erat dengan Sang Imam Zaman Hadhrat Masih Mau’ud a.s.. Sebab, beliaulah putera rohani Hadhrat Rasulullah saw. yang benar dan sejati. Dengan menjalin kasih dengan Hadhrat Masih Mau’ud a.s., berarti kita mengadakan hubungan yang sejati dengan Hadhrat Rasulullah saw.. Melalui hubungan sejati ini, akan membawa amal kita pada kedudukan yang mulia.
Kemudian, Hudhur atba. mengajak kita untuk selalu ingat kepada para Ahmadi yang menjalani pengorbanan berupa kezaliman hingga kesyahidan akibat penentangan pihak tertentu yang memusuhi Jemaat. Pengorbanan seperti itu akan meninggikan martabat mereka di sisi Allah swt.. Semua rencana musuh akan menghadapi kegagalan dan kehancuran sendiri. Akhirnya, mereka akan menyaksikan kemenangan Almasih-Nya di dunia ini juga. Dan mereka sendiri akan mendapat kehinaan. Kemudian, mereka akan menerima kebinasaan dari Allah swt. di dunia ini dan di akhirat nanti.
Sedapat mungkin, lanjut Hudhur atba. kita wajib berusaha membebaskan orang-orang yang maksum atau yang berhati bersih dan suci dari cengkraman jahat orang-orang zalim seperti itu, dan membawa mereka yang terperangkap dalam kesalahpahaman orang-orang zalim tersebut kepada naungan dan lindungan Allah swt..
Setelah membebaskan mereka dari perangkap atau konsprasi itu, kemudian kita harus berusaha menjalinkan hubungan sejati mereka dengan Keazizan Allah swt. Yang Qawwi. Dia-lah Allah swt. Yang memberi kehormatan dan kemenangan kepada hamba-hamba-Nya. Tanpa menjalin hubungan erat dengan-Nya, tidak ada jalan lain lagi mendapatkan keselamatan dan kebebasan diri. Semoga Allah swt. memberi taufiq kepada kita semua supaya kita menjadi orang-orang yang mampu melaksanakan kewajiban-kewajiban kita semua. Amin.
Menjelang akhir khotbah, Hudhur atba. berdoa untuk keselamatan negara Pakistan. Di sini, Hudhur atba. mengungkapkan bahwa janji-janji semu para politisi Pakistan dalam melancarkan maksud-maksud busuk politik mereka, telah menimbulkan kerusuhan yang menggemparkan seluruh negeri. Semoga Allah swt. memberi akal sehat kepada mereka. Semoga di dalam hati mereka timbul simpati dan belas-kasih terhadap rakyat jelata daripada harus mengorbankan massa demi tujuan politik mereka.
Semoga Allah swt. mengasihani masyarakat yang jumlahnya beratus-ratus orang telah menjadi korban keganasan para politikus. Dengan terjadinya ledakan-ledakan bom di tengah arak-arakan para pendukung lawan politik yang sedang bersaing satu sama lain lain baru-baru ini, ratusan orang telah menjadi korban di dalamnya. Semoga Allah swt. memberi akal sehat kepada para politikus itu dan juga kepada masyarakat awam supaya mereka berusaha keluar melepas diri dari perangkap para politikus yang mengelabui mereka. Amin. (MTA/HASAN BASRI/AHMADI-INA/ALISLAM.ORG/A. SHAHEEN/LB)
Ingin saling KLIK IKLAN? smskan alamat blog saudara ke 085647680200
BalasHapusini comunitas besar sdra akan dbagi no.anggota bloggr lai.
ayo buktikan.